Rabu, 20 Oktober 2010

ANALISIS NOVEL JANTERA BIANGLALA


A.    Novel Jantera Bianglala Karya Ahmad Tohari

Novel Jantera Bianglala merupakan sebuah gagasan dari Ahmad Tohari yang menggambarkan kehidupan dan kegiatan sehari-hari perjalanan hidup seorang Ronggeng di Dukuh Paruk. Perjalanan hidup dan perjuangan seorang Ronggeng yang sangat berliku. Novel ini di ceritakan dengan jelas sehingga seperti keadaan nyata yang sebenarnya.
Tempat dimana Ahmad Tohari tinggal, masyarakatnya pada umumnya adalah seorang petani yang taat pada ajaran islam yang ada. Bisa dibilang keadaan masyarakatnya santun, walaupun pada kenyataannya masih banyak juga terpengaruh oleh ajaran agama lainnya. Ajaran agama lain masih sangat membekas dalam benak masyarakat dimana Ahmad Tohari tinggal. Keadaan masyarakat yang demikian tercermin dalam novel Jantera Bianglala.
Latar belakang kehidupan Ahmad Tohari mempengaruhi proses penciptaan novel Jantera Bianglala. Dalam novel ini ada bagian cerita yg menyangkut dirinya dan keluarganya melalui pengalaman-pengalaman semasa kecil hingga dewasa.
Pandangan dunia Ahmad Tohari berhubungan erat dengan struktur novel Jantera Bianglala. Pandangan hidupnya yang tidak menyerah begitu saja pada nasib sebelum ia berusaha tercermin pada novel ini melalui tokoh Rasus.
Rasus yg pada awalnya percaya pada nasib pedukuhannya, akhirnya dia sadar dan berusaha mengubah Dukuh Paruk yang dalam keadaan memprihatinkan masih percaya pada hal-hal yang mistik dan belum ada norma yang mengatur, kemudian dia mengubah pedukuhan  menjadi keadaan yang sesuai dengan norma agama Islam.








B.     Analisis Novel Jantera Bianglala dari strukturnya

Tema dari novel Jantera Bianglala karya Ahmad Tohari yaitu tentang liku-liku kehidupan ronggeng Dukuh Paruk yang  bersumberkan pada kehidupan masyarakat sekitar pengarang. Cerita dalam novel Jantera Bianglala yg diceritakan secara runtut merupakan suatu cerita nyata yg dialami oleh masyarakat sekitar pengarang.
          Gaya bahasa dalam novel Jantera Bianglala yaitu banyak perpaduan atau campuran. Pengarang banyak menggunakan bahasa Jawa ditengah- tengah bahasa Indonesia. Ini sesuai kenyataan kehidupan sehari-hari pengarang maupun msyarakat Jawa umumnya.
            Latar waktu, social, maupun tempat dalam novel Jantera Bianglala adalah kehidupan dan kebudayaan Jawa sesuai kebudayaan pengarang.
Sudut pandang yg digunakan pengarang dalam novel Jantera Bianglala adalah sudut pandang diaan serba tahu karena sesuai dengan posisi pengarang yang berada di lingkungan budaya ronggeng, sehingga pengarang mengetahui seluk-beluknya. Ahmad Tohari bisa memandangnya dari luar peristiwa dan dia juga bisa terlibat di dalamnya.
Tokoh Srintil dan Rasus adalah tokoh protagonist. Keduanya sama-sama membawa amanat pengarang. Tokoh Srintil sebagai perwujudan budaya yang menjadi sumber masalah oleh pengarang, sedangkan tokoh Rasus merupakan perwujudan pengarang. Pengarang ingin budaya Ronggeng tetap ada dan selalu berkembang, namun semua itu harus disesuaikan dengan norma islam yang ada dan tidak boleh keluar dari ajaran islam.
Amanat dalam novel Jantera Bianglala yaitu manusia hendaknya selalu mawas diri dan teguh, karena kehidupan yang ada pada manusia itu selalu menutur ke arah perubahan yang baik.